Teknologi Terbaru 1 | Alternatif SUV Bikin Merek Mobil Baru di Indonesia - Teknologi Terbaru 1 | Technology News 2 | News Technology 2

Breaking

About Me

Selasa, 16 April 2019

Teknologi Terbaru 1 | Alternatif SUV Bikin Merek Mobil Baru di Indonesia


Alternatif SUV buat Merek Mobil Baru di Indonesia
DFSK Glory 560, Toyota Rush, dan Daihatsu Terios

Jakarta, Indonesia -- MPV ialah segmen penjualan mobil terbesar di Indonesia yang sudah menarik sekian banyak  investasi baru, contohnya Mitsubishi dengan Xpander dan SGMW Motor Indonesia yang ketika ini sudah mencetuskan tiga model MPV Wuling di Tanah Air. Seiring pertumbuhan dan berjalannya waktu, investor asing bukan cuma menyaksikan Indonesia sebagai surganya MPV, terdapat segmen beda yang dirasa berpotensi besar, yakni SUV.

Sokonindo Automobile, pemegang brand  DFSK di Indonesia, adalahsalah satu produsen yang lebih tertarik mengembangkan SUV ketimbang MPV. Tidak main-main, DFSK ditargetkan jadi 'spesialis SUV' di Indonesia.

Sokonindo adalahperusahaan hasil joint venture antara Sokon Group Company dengan Kaisar Motorindo Industri. Sokonindo mempunyai pabrik di Cikande, Serang, Banten dengan kapasitas buatan 50 ribu unit masing-masing tahun yang telah diresmikan pada 28 November 2017.


Berdasarkan hitung-hitungan data yang dibeberkan Sokonindo, pasar SUV tumbuh lima persen dalam empat tahun ke belakang. Sementara tersebut pasar MPV turun empat persen pada periode yang sama.

Sokonindo menyinggung penjualan SUV di Indonesia sekitar 2018 sebanyak 201 ribu unit. Bila dibelah lebih detail, model low SUV adalahkontributor terbesar dengan daftar penjualan 135 ribu unit (67 persen), dibuntuti medium SUV sejumlah 45 ribu unit (23 persen).

Sokonindo mengakui tren penjualan mobil masih didorong oleh MPV tetapi mereka memprediksi akan ada pergeseran ke SUV. Potensi penjualan SUV juga di anggap dari rasio kepemilikan kendaraan di Indonesia yang disebutkan masih rendah, yaitu 87 unit per 1.000 orang.

Rasio tersebut lebih rendah ketimbang Malaysia, 450 unit per 1.000 orang dan Thailand 220 unit per 1.000 orang. Catatan yang butuh dipahami, Indonesia mempunyai penduduk lebih dari 260 juta orang, jauh lebih banyak ketimbang dua negara tetangga itu.

Akhirnya SUV

Pada Juli 2017, sebelum pabrik Cikande diresmikan, Sokonindo memperkenalkan model kesatunya, pikap Super Cab. Pada masa mula bisnis penjualan dicerna Sokonindo memilih jalur bertolak belakang dari Wuling yang sudah mengenalkan low MPV Confero pada Agustus 2017 untuk berlomba dengan Mitsubishi Xpander yang pun meluncur pada ketika yang sama.


Cerita SUV Sokonindo dibuka saat mengenalkan SUV medium Glory 580 pada April 2018. Mobil yang punya dua opsi mesin bensin, 1.500 turbo dan 1.800 cc ini sempat jadi perhatian sebab dibanding-bandingkan dengan Honda CR-V tetapi harganya setara Honda HR-V. 

Sokonindo kian serius di segmen SUV dengan mengenalkan Glory 560 pada Maret 2019. Sokonindo menyatakan secara dimensi Glory 560 bermesin 1.500 cc turbo adalahSUV medium, tetapi diposisikan masuk di ruang belajar low SUV untuk memungut celah penjualan salah satu Toyota Rush, Daihatsu Terios, dan Honda BR-V.

Bukan melulu itu, harga terendah Glory 560 pun sengaja ditempatkan di level low MPV ruang belajar atas laksana Toyota Avanza Veloz. Tujuannya biar penggemar low MPV tertarik guna naik ruang belajar tanpa terlampau menambah tidak sedikit dana.

"Harus dinyatakan dengan banyaknya brand  otomotif yang terdapat di Indonesia, tergolong DFSK, memang menjadi stimulus guna memaksimalkan pasar di Indonesia sebab untuk melakukannya tidak dapat hanya dilaksanakan oleh satu atau dua brand  saja," kata Managing Director of Sales Center Sokonindo Automobile Frans Wang, Jumat (12/4).

"DFSK juga masuk ke Indonesia dengan menargetkan celah SUV yang pun sesuai dengan kami sebagai spesialis SUV," kata Franz lagi. 

Kompetisi Berat

Masuk ke segmen Low SUV bukan berarti gampang dilakukan. Di segmen ini sama kerasnya dengan Low MPV karena sudah dihuni pemain 'jangkar' yakni Toyota dan Daihatsu. 

Toyota sudah mengenalkan generasi baru Rush pada November 2017, tetapi harga yang resmi diberitahukan pada Januari 2018 sekaligus menandakan penjualannya dilakukan. Menariknya, banderol Rush saat tersebut tidak lain dari model lama.

Generasi baru Daihatsu Terios bahkan lebih unik lagi karena harganya malah lebih murah dibanding model lama.

Strategi harga tersebut adalahsalah satu penyebab penjualan Rush dan Terios melejit pada 2018 dan mengerek penambahan pada segmen low SUV keseluruhan. Toyota Astra Motor pernah menyatakan Rush laku 53 ribu unit sekitar 2018, naik 165 persen dibanding hasil pada 2017 sejumlah 20 ribu unit.

Dari sisi produk, DFSK Glory 560 punya sejumlah kekuatan bikin lebih menonjol. Di antaranya, ukuran produk setara medium SUV tetapi harganya di bawah low SUV, mesin 1.500 cc turbo, pelek 17 inci, rem cakram pada masing-masing roda, dan soft touch panel di kabin.


Sebagai pemain baru rasanya lumrah bila menilai susah buat DFSK Glory 560 langsung sukses memungut hati tidak sedikit konsumen di Indonesia. Masih perlu waktu buat tidak sedikit masyarakat merasa yakin atas keunggulan yang ditawarkan Glory 560 dan komitmen Sokonindo pada brand  DFSK di dalam negeri.

Walau begitu, Sokonindo terasa telah siap menghadapi tantangan. Sokonindo pernah mengaku ambisinya memasarkan total 12 ribu unit pada 2019, naik 100 kali lipat dibanding hasil 1.200 unit pada 2018.

Sokonindo memang tidak pernah mengaku target penjualan Glory 560 pada 2019, namun disebutkan berkontribusi besar pada 12 ribu unit itu.

Kepercayaan diri Sokonindo pun didukung rencana menegakkan 40 dealer baru pada tahun ini sampai membuat total dealer DFSK di Indonesia sebanyak 90 unit. (fea)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar