Teknologi Terbaru 1 | Cikarang Listrindo Bakal berinovasi Dalam Energi Terbarukan - Teknologi Terbaru 1 | Technology News 2 | News Technology 2

Breaking

About Me

Kamis, 18 April 2019

Teknologi Terbaru 1 | Cikarang Listrindo Bakal berinovasi Dalam Energi Terbarukan


Cikarang Listrindo akan berinovasi dalam energi terbarukan
ILUSTRASI. Kantor Cikarang Listrindo di WTC 1

JAKARTA, INDONESIA - Perusahaan pembangkit listrik PT Cikarang Listrindo Tbk mulai berinovasi dalam energi terbarukan. Di tahun 2018, perusahaan dengan kode emiten POWR ini mulai mengerjakan penjajakan solar panel untuk pilihan pembakaran biomassa di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Babelan.

"Di tahun 2019 ini kami bercita-cita bisa terus mengembangkan energi terbarukan," kata Direktur Keuangan PT Cikarang Listrindo Tbk. Christanto Pranata, umur Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Hotel Sheraton Gandaria, Selasa (16/4).

Di tahun 2019, Cikarang Listrindo berencana mengembangkan solar panel dan biomassa. Hingga ketika ini proses yang sedang ditempuh yaitu studi guna menilai kelayakan andai proyek jadi diimplementasi (feasibility study) dan pilot project.

Rencananya, inovasi ini bakal diterapkan di tahun 2019. Ketika ditanya tentang kapasitas yang mungkin didapatkan Christanto belum dapat memberi gambaran, " Kita belum dapat memutuskan berapanya, tetapi sesudah mendapat informasi bakal segera diputuskan," kata Christanto lagi.


Adapun Cikarang Listrindo ketika ini mempunyai dan mengoperasikan pembangkit listrik memakai bahan baku gas dan batu bara. Kapasitas pembangkit yang didapatkan sebesar 1.144 megawatt (MW), dengan setiap kapasitas sebesar 864 MW guna pembangkit listrik berbahan baku gas, dan 280 MW guna pembangkit listrik berbahan baku batu bara.

Perusahaan hendak berinisiatif mengekor tren pembangkit listrik dari energi terbarukan, sekaligus memberdayakan teknologi yang ada. Selama ini perusahaan memakai teknologi boiler CFB atau Circulating Fluidized Bed. Bioler ini memungkinkan untuk menghanguskan tidak melulu batu bara, tetapi pun serpihan kayu, cangkang sawit.

Perusahaan yang genap berusia 25 tahun pada 2018 ini megalokasikan selama US$ 40 juta sampai US$ 50 juta guna keperluan melakukan pembelian barang modal atau Capital Expenditure (Capex). Sebesar US$ 20 juta sampai US$ 25 juta guna capex pemeliharaan gas dan batu bara.

Sementara sisaya bakal dimanfaatkan guna capex distribution, seperti penciptaan jalur-jalur bawah tanah, dan penyaluran lainnya, serta capex guna pengembangan energi terbarukan. Diakui Christanto, sumber melakukan pembelian barang modal akan dipungut dari sumber dana internal.

Sebagai informasi, di samping berinovasi dalam energi terbarukan, Cikarang Listrindo pun akan memanfaatkan teknologi digital. Perusahaan bakal mengadaptasi sistem Enterprise Resource Planning (ERP), dan Enterprise Asset Management (EAM) untuk membalas tatangan revolusi 4.0.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar