Teknologi Terbaru 1 | Robot Otonom Memetakan Lingkungan Baru - Teknologi Terbaru 1 | Technology News 2 | News Technology 2

Breaking

About Me

Kamis, 18 April 2019

Teknologi Terbaru 1 | Robot Otonom Memetakan Lingkungan Baru


Robot Otonom Memetakan Lingkungan Baru
Robot Otonom Memetakan Lingkungan Baru

Jakarta, Indonesia - Banyak fauna mampu memetakan lingkungan baru, bahkan saat bergerak melalui untuk kesatu kalinya. Kelelawar dapat mengerjakan ini dengan memancarkan suara dan mengekstraksi informasi dari gema yang dipantulkan dari objek di sekitarnya.

Dalam studi ini, peneliti mengembangkan robot yang memancarkan suara laksana kelelawar dan meneliti gema yang kembali guna menghasilkan peta ruang.

Dikenal dengan nama Robat, mesin ini mempunyai empat roda guna berjalan secara otonom. Dilengkapi dengan dua mikrofon ultrasensitif, Robat dapat menerbitkan sinyal ultrasonik dan menerimanya kembali.

Untuk destinasi ini, sinyal berkorelasi silang dengan sinyal teoritis. Sinyal korelasi silang dinormalisasi relatif terhadap nilai maksimum perekaman dan faedah deteksi puncak. Meningkatnya pemakaian robot otonom membutuhkan pendekatan sensorik baru guna menghindari rintangan, pengenalan objek, dan perencanaan jalan.

Salah satu tugas yang sangat menantang ialah cara menghasilkan peta lingkungan yang tidak diketahui. Masalah ini secara teratur dipecahkan oleh kelelawar yang menyaksikan lingkungan mereka secara akustik.

Dengan memancarkan sinyal suara dan meneliti gema yang kembali, kelelawar bisa menyesuaikan lingkungan baru dan mungkin pun memetakannya. Terinspirasi oleh keterampilan ini, peneliti meluangkan robot terestrial otonom yang sepenuhnya mengandalkan sonar, laksana kelelawar.

Sistem sonar dipakai untuk navigasi dan memetakan lingkungan. Biosonar dipasang pada DJI Ronin Gimbal yang memungkinkan memutar unit pengindraan dengan teknik yang stabil. Sinyal yang dipancarkan ialah kicau an 10ms FM yang menyapu antara 100-20kHz.

Itu diperkuat memakai Penguat Sony (XMGS4) dan kamera uEye RGB guna koleksi gambar dengan destinasi validasi. “Robat kami ialah biorobot kesatu yang sepenuhnya otonom, laksana kelelawar yang bergerak melewati lingkungan baru ketika memetakannya semata-mata menurut informasi echo,” kata Itamar Eliakim, yang menolong merancang dan membina robot, dilansir dari dailymail.

Robat dikembangkan oleh semua peneliti Israel. Berpusat di Universitas Tel Aviv, peneliti menun jukkan bahwa Robat bisa memilih jalan melewati rintangan dengan memakai sonar saja.


Selama masa percobaan, mesin sukses memetakan batas benda yang dijumpai di lingkungan tersebut. Setelah itu, Robat bakal menghitung rute yang bakal ditempuh. Saat bergerak, Robat berhenti masing-masing 0,5m menurut pengukuran odometry dan sistem sonar ditunjukkan untuk gerakan, sinyal suara dipancarkan, dan gema direkam.

Setiap rekaman ialah 0,035 detik, setara dengan rentang ca 6 meter. “Informasi ini mencerminkan batas benda dan jalur bebas salah satu mereka (Robat),” lanjut Eliakim. Para berpengalaman di balik teknologi otonom menuliskan bahwa Robat bisa diguna kan dalam operasi penyelamatan di wilayah yang terlalu riskan untuk dicapai manusia.

“Kami telah mengindikasikan potensi besar memakai suara diaplikasi robotik masa depan,” tambahnya. Sebagai unsur dari eksperimen, Robat dapat membangun peta real time di sekitarnya ketika bergerak.

Gelombang ultrasonik pun diproduksi pada tingkat yang seringkali digunakan oleh kelelawar. Di samping itu, Robat pun mampu mengklasifikasikan objek atau benda yang ditemuinya dan melabelinya sebagai tanaman atau nontumbuhan.

Robat di bina dengan kecerdasan produksi (AI) memakai jaringan saraf di dalamnya, seperti benak manusia. Dilengkapi dengan Tensor Flow kepunyaan Python untuk membina dan mengajar jaringan syaraf tiga lapis.

Set pelatihan tergolong 788 misal tanaman dan 628 sampel nontanaman yang dikoleksi di sejumlah situs di kampus. Ketika mendeteksi hambatan tidak cukup dari 1,2m di depannya, Robat berbalik 90 derajat ke arah kanan dan melakukan tahapan 1m ke arah kanan.


Setelah itu, Robat berbalik 90 derajat ke kiri dan mendapat  gema. “Kami memilih pendekatan penghindaran rintangan yang paling sederhana yang pun dikenal sebagai algoritma bug, sekitar proses eksplorasi, Robot bergerak maju dalam tahapan 0,5m antara titik akuisisi berturut-turut,” kata Eliakim Bagi lebih baik dalam meniru kelelawar, pemeriksaan, pendekatan, dan enumerasi gema yang diciduk kembali, ditata menjadi satu gema superposisi.

Hanya benda-benda yang terletak lebih dekat dari 3 unit pengindraan yang diklasifikasikan. Gema panjang 0,035 dipakai dari telinga kanan dan kiri. Rekaman ini dilewatkan melewati tiga band pass filter, tanpa echo yang ditransmisikan.

Setiap hambatan yang didapatkan akan dibaca ukurannya dan diorientasikan. Data yang didapat kemu dian ditransmisikan secara nirkabel melewati antena untuk para peneliti.

Robot yang dimuat dengan sistem ini, sebuah hari nanti dapat digunakan guna memetakan ruang yang tidak dikenal di zona-zona pertolongan bencana, laksana bangunan yang runtuh dampak gempa bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar