Teknologi Terbaru 1 | Toyota Lebih Waspada Soal Jaringan Dealer Merek China - Teknologi Terbaru 1 | Technology News 2 | News Technology 2

Breaking

About Me

Rabu, 17 April 2019

Teknologi Terbaru 1 | Toyota Lebih Waspada Soal Jaringan Dealer Merek China


Toyota Lebih Waspada Soal Jaringan Dealer Merek China
Logo Toyota.

Jakarta, Indonesia -- Ekspansi mobil China di industri otomotif Tanah Air tidak dapat dipandang sebelah mata. Keseriusan dua wakil China, SGMW Motor Indonesia (Wuling Motors) dan Sokonindo Automobile (DFSK), mendapat perhatian dari pemimpin pasar, Toyota Astra Motor (TAM).

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menulis penjualan nasional menjangkau 1.151.291 unit pada 2018. Merek-merek China yang paling tidak memasarkan 13 ribu unit mendapat pangsa pasar sebesar satu persen.

Di antara merek-merek China, terbesar ialah Wuling yang penjualannya 12 ribu unit. Sedangkan DFSK baru dapat melego selama 1.200-an unit.

Pihak TAM mengakui secara perlahan mobil-mobil China telah sebagian merebut konsumen potensial. Keberadaan brand  China dirasakan mempengaruhi peta otomotif dalam negeri.

"Ngaruh. Kalau lihat dari total market tumbuh, namun share [Toyota] turun. Berarti perkembangan tidak bagus," kata Executive General Manager (TAM) Fransiscus Soerjopranoto saat didatangi CNNIndonesia.com di area Senayan, Jakarta Selatan sejumlah waktu lalu.

Pada 2018 pangsa pasar Toyota terdaftar 30,6 persen, angka tersebut menurun dari hasil 2017 sebesar 34,5 persen atau 371.332 unit.

Sepanjang tiga bulan 2019, rata-rata penjualan mobil Toyota terdeteksi menurun sampai 26 ribu unit per bulan. Pada 2018, rata-ratanya 30 ribuan unit per bulan.

"Kalau Toyota, kami intinya tahan supaya pangsa pasar tidak turun di bawah 30 persen. [Jika turun] Toyota mesti berbenah, berarti masyarakat telah mulai mempertimbangkan dengan produk di luar Toyota. Cuma tidak lah pangsa pasar Toyota di bawah 30 persen," katanya.

Wuling dan DFSK dipercaya dapat berbuat tidak sedikit dalam industri otomotif dinilai dari jumlah investasi senilai triliunan rupiah yang telah digelontorkan. Kedua merek tersebut mempunyai pabrik di Indonesia dan membidik pasar gemuk dengan menawarkan produk 'murah meriah' yang punya fitur-fitur kompetitif dari brand  Jepang.

Wuling sudah menghadirkan produk Low Multi Purpose Vehicle (MPV) Confero dan Cortez kemudian dibuntuti Almaz yang masuk di pasar SUV. Sementara DFSK diketahui membidik pasar SUV melewati Glory 560, Glory 580, dan pikap Super Cab.

Soerjopranoto menyatakan pihaknya tidak terlalu cemas dengan produk China. Toyota masih memandang rival sepadan ialah sesama brand  Jepang bila dipandang dari segi produk.

Pria yang akrab disapa Soerjo ini menilai belum seluruh masyarakat menyadari mobil China. Berdasarkan keterangan dari dia masyarakat masih menilai latar belakang produk otomotif sebelum menyimpulkan membeli.


Wuling dan DFSK dipercaya dapat berbuat tidak sedikit dalam industri otomotif dinilai dari jumlah investasi senilai triliunan rupiah yang telah digelontorkan. Kedua merek tersebut mempunyai pabrik di Indonesia dan membidik pasar gemuk dengan menawarkan produk 'murah meriah' yang punya fitur-fitur kompetitif dari brand  Jepang.

Wuling sudah menghadirkan produk Low Multi Purpose Vehicle (MPV) Confero dan Cortez kemudian dibuntuti Almaz yang masuk di pasar SUV. Sementara DFSK diketahui membidik pasar SUV melewati Glory 560, Glory 580, dan pikap Super Cab.

Soerjopranoto menyatakan pihaknya tidak terlalu cemas dengan produk China. Toyota masih memandang rival sepadan ialah sesama brand  Jepang bila dipandang dari segi produk.

Pria yang akrab disapa Soerjo ini menilai belum seluruh masyarakat menyadari mobil China. Berdasarkan keterangan dari dia masyarakat masih menilai latar belakang produk otomotif sebelum menyimpulkan membeli.

Jaringan Penjualan Merek China

Ketimbang produk, Soerjo malah mewaspadai pengembangan jaringan penjualan brand  China. Dia mengakui jaringan penjualan Wuling dan DFSK ketika ini mulai tumbuh di sudut-sudut kota.


Per akhir tahun lalu, Toyota yang telah berpuluh-puluh tahun muncul di Indonesia mempunyai 300 outlet penjualan. Sementara Wuling dalam waktu tidak cukup dari tiga tahun telah punya 93 outlet dan DFSK menargetkan dapat dapat membina 90 dealer hingga akhir tahun ini.

"Ini menarik, ya laksana Wuling dari penjualannya per dealer barangkali kini dapat jualan 60 unit sebulan. Belum lagi dengan layanan jaringan penjualan jadi tambah menarik. Tapi balik lagi, terdapat konsumen yang melulu mau dengan brand  yang telah punya nama," ucap dia. (ryh/fea)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar