Teknologi Terbaru 1 | Teknologi Crispr dan Manusia Super Ramalan Stephen Hawking - Teknologi Terbaru 1 | Technology News 2 | News Technology 2

Breaking

About Me

Kamis, 23 Mei 2019

Teknologi Terbaru 1 | Teknologi Crispr dan Manusia Super Ramalan Stephen Hawking

Stephen Hawking. Foto: Getty Images
Stephen Hawking. Foto: Getty Images

Jakarta, Indonesia - Di samping diketahui akrab dengan ilmu fisika dan astronomi, Stephen Hawking pun dikenal mempunyai visi yang menarik dalam menyaksikan masa depan. Hal tersebut terlihat dari publikasi terbarunya yang ditulisnya sebelum meninggal dunia pada Maret lalu.

Ilmuwan legendaris itu meramalkan timbulnya semacam ras insan super. Penyuntingan DNA jadi di antara jalan yang dapat mengantarkan ke masa mendatang seperti itu

Kemunculan ras insan super dapat dibilang terlihat masih jauh dari angan. Namun, itu bukan teknologi yang memungkinkan peninjauan DNA pada manusia.

Adalah Crispr-Cas9, atau kerap dinamakan dengan Crispr saja, sistem penyuntingan gen yang dimaksud. Crispr sendiri mempunyai kepanjangan Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats.

Teknik tersebut telah ditemukan semenjak enam tahun Teknologi ini yang memungkinakan ilmuwan guna mengubah, menghapus, sampai menyisipkan gen spesifik dalam menanggulangi keabnormalan pada suatu gen.

Sejumlah negara di dunia mulai dari Amerika Serikat, Inggris, sampai China telah tak asing lagi dengan Crispr. Baik dokter maupun ilmuwan sudah membubuhkan perhatian terhadap teknologi ini.


Pada mula tahun, sebanyak dokter dari University of Pennsylvania Health System (Penn Medicine) diserahkan kepercayaan untuk mengerjakan uji jajaki CRISPR terhadap manusia. Hal tersebut dianggap jadi yang kesatu dilaksanakan di Negeri Paman Sam.

Edward Stadtmauer, pemimpiun riset tersebut, bareng koleganya memakai CRISPR guna menyunting sel T, yang berperan besar dalam sistem imun, dari semua partisipan. Mereka bakal mengekstrak sel darah dari semua pasien supaya dapat menyuntingnya di luar tubuh, suatu teknik yang disebut terapi gen ex vivo.

Kemudian, semua dokter mengangkat dua sel T gen spesifik, PD-1 yang biasa dimanfaatkan oleh sel kanker untuk menghentikan aktivitas sistem kekebalan tubuh serta penerima detektor bahaya sebagai kuman. Nantinya, mereka bakal menyusupkan suatu reseptor baru yang telah didesain guna sel T guna dapat melawan sel kanker secara langsung.

Tujuannya ialah untuk mengolah sel T menjadi lebih baik dalam melawan kanker sebelum memasukannya pulang ke dalam aliran darah pasien. Sebanyak 18 pasien yang menderita tiga tipe kanker, yakni multiple myeloma, sarkoma, dan melanoma, bakal dilibatkan dalam uji coba itu yang rencananya akan berlalu pada Januari 2033.

Kemudian, Crispr pun dilibatkan dalam sebuah riset yang bertujuan untuk membuat otak insan purba dan menanamkannya ke robot. Hal tersebut dilaksanakan oleh para berpengalaman genetik dari University of Carolina, San Diego (UCSD) guna 'melahirkan kembali' insan purba ke Bumi.

Lain halnya dengan yang terjadi di Inggris. Great Ormond Street, lokasi tinggal sakit guna anak di London, bahkan telah menggunakannya untuk mengerjakan perawatan terhadap pasien leukemia.


Yang terbaru, suatu tim peneliti dari China sukses 'menciptakan' tikus dalam situasi sehat yang berasal dari orang tua yang sama-sama berjenis kelamin perempuan. Mereka sebetulnya juga dapat 'membuat' tikus yang berasal dari dua orang ayah, tetapi ia melulu mampu bertahan sejumlah hari saja.

Didukung Bill Gates

Teknologi Crispr pun sudah mendapat perhatian dari Bill Gates. Pendiri Microsoft itu sempat menuliskan teknologi rekayasa genetik laksana CRISPR dan gene drive mesti terus dieksplorasi.

Sekadar informasi, gene drive bisa menguah DNA secara bertahap lewat sejumlah generasi. Proses yang dijalaninya dianggap jauh lebih cepat dari proses biologi alami.

"Saya sangat energik mengetahui potensi gene drive. Saya pikir ini ialah temuan yang mesti didukung," katanya.

Hal itu merujuk pada usahanya dalam melawan malaria. Beberapa peneliti di dunia diketahui memanfaatkan teknologi rekayasa genetik untuk membuat nyamuk mutan dalam mencegah penyakit tersebut.

Pada konteks melawan penyakit, modifikasi genetik dapat menciptakan nyamuk menjadi mandul sehingga meminimalisir populasinya. Di samping itu, urusan itu juga dapat membuat nyamuk tidak dapat lagi membawa parasit malaria.

Efek Samping Penyalahgunaan Crispr

Meski terbukti mempunyai manfaat, namun perhatian tetap menuju Crispr soal risiko pemakaiannya. Tidak memblokir kemungkinan andai teknik itu mempunyai efek samping nantinya.


"Ketakutan yang muncul ialah pemakaian kiat ini dapat mengarah ke penciptaan insan dengan gen yang telah dimodifikasi. Akan terdapat produsen bayi yang memungkinkan semua orang tua guna memilih spesifikasi dari bayinya," ungkap National Public Radio (NPR) pada 2016 lalu.

Ujaran media yang berbasis di Washington D.C., Amerika Serikat itu merujuk pada tindakan seorang ilmuwan asal Swedia soal penyuntingan gen. Ia memanfaatkan kiat tersebut guna mengubah benih manusia.

"Orang tua dapat saja menyimpulkan untuk mengharapkan anaknya menjadi lebih tinggi, kuat, cerdas, atau hal-hal semacam itu," pungkasnya.

Membaca kutipan tersebut, sudah dapat terbayang apa yang bakal terjadi di masa depan andai teknologi Crispr disalah gunakan. Bukan menutup bisa jadi manusia bisa menjadi mutan di masa depan.

Meski tidak bakal menjadi sekuat Wolverine (mudah-mudahan), evolusi DNA dalam proses mutasi itu dapat membuat insan 'kebal' terhadap sekian banyak  penyakit. Dan urusan itu salah satunya menjadi barangkali terjadi dengan perangkat penyunting gen laksana Crispr.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar