Teknologi Terbaru 1 | Pemanfatan Teknologi Bantu IKM Bersaing di Era Industri 4.0 - Teknologi Terbaru 1 | Technology News 2 | News Technology 2

Breaking

About Me

Minggu, 21 April 2019

Teknologi Terbaru 1 | Pemanfatan Teknologi Bantu IKM Bersaing di Era Industri 4.0


https: img-z.okeinfo.net content 2019 03 21 320 2033174 pemanfatan-teknologi-bantu-ikm-bersaing-di-era-industri-4-0-vIBbFWHzRf.jpg
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (Foto: Okezone)

Jakarta, Indonesia - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong pelaku industri kecil dan menengah (IKM) di dalam negeri supaya segera memanfaatkan teknologi digital sehingga dapat meningkatkan daya saing global. Langkah strategis tersebut cocok dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.

"Saat ini, dunia menginjak era digital economi, di mana model bisnis yang tidak sedikit dijalankan berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Melalui pemanfaatan teknologi digital ini guna memacu IKM nasional berperan pada penerapan revolusi industri 4.0," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada acara e-Smart IKM 2019, IKM Go Digital di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (21/3/2019).

Airlangga meyakini, pemakaian teknologi era revolusi industri 4.0 akan dapat mendongkrak produktivitas industri manufaktur secara efisien, tergolong sektor IKM. Bahkan, produk-produk yang dihasilkan akan lebih kompetitif dan inovatif.

Oleh sebab itu, ke depannya, investasi bisnis akan ingin mengarah kepada kegiatan usaha dengan platform yang anda kenal dengan istilah industri 4.0, ungkapnya. Apalagi, Indonesia memiliki potensi seiring dengan semakin berkembangnya pemakaian internet dan infrastruktur telekomunikasi.

Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menuliskan, sepanjang tahun 2017, pemakai internet di Indonesia menjangkau 143,26 juta jiwa atau setara dengan 54,68% dari jumlah warga yang menjangkau 262 juta orang.

"Penetrasi pemakaian internet itu diinginkan juga dimanfaatkan guna usaha-usaha produktif yang mendorong efisiensi dan ekspansi akses pasar laksana jual beli online," jelas Airlangga.


Kemudian, didukung pemakai aktif smartphone di Indonesia yang terus tumbuh, dari 38,3 juta orang di tahun 2014 menjadi 103 juta orang pada 2018. Sejak tahun 2017, Kemenperin sudah berupaya melakukan pendidikan dan pembinaan terhadap IKM dalam negeri supaya masuk dalam e-commerce melewati e-Smart IKM.

"Ini ialah langkah konkret pemerintah dalam memudahkan dan memperluas akses pasar untuk IKM nasional sekaligus memperbesar presentase produk Indonesia di e-commerce," ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih menuliskan Kemenperin mencatat, sampai akhir tahun 2018, Workshop e-Smart IKM ini sendiri telah dibuntuti sebanyak 5.945 pelaku usaha dengan total omset yang menjangkau Rp 2,37 miliar.

Dari sektornya, industri makanan dan minuman mendominasi sampai 31,87 persen dari total transaksi di e-Smart IKM. Lalu disusul sektor industri logam 29,10 persen, dan industri fashion 25,87 persen.

"Hingga tahun 2019, ditargetkan dapat mencapai total 10.000 peserta guna ikut program ini," ujar Gati.

Saat ini, program e-Smart IKM yang dilakukan hingga di 34 provinsi, sudah melibatkan sejumlah pihak, laksana BI, BNI, Google, iDeA serta Kementerian Komunikasi dan Informatika. Di samping itu, menggandeng provinsi, kota dan kabupaten se-Indonesia.

"Program ini juga berkolaborasi dengan marketplace laksana Bukalapak, Tokopedia, Shopee, BliBli, Blanja.com, Ralali, dan Gojek Indonesia," sebut Gati.
Lebih lanjut, program e-Smart IKM bakal pula memfasilitasi pelaku usaha supaya dapat mengakses pasar yang lebih luas melewati kerja sama dengan ATT Group selaku Authorized Global Partner Alibaba.com.

"Kerja sama ini mencakup pelatihan pemasaran online untuk IKM dalam mengemban operasional di dalam Alibaba.com serta pertukaran data dan informasi tentang perkembangan dan pencapaian IKM yang masuk di dalam program e-Smart IKM," pungkas Gati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar