Teknologi Terbaru 1 | Revolusi Industri 4.0 Masuki Sektor Pertanian - Teknologi Terbaru 1 | Technology News 2 | News Technology 2

Breaking

About Me

Minggu, 12 Mei 2019

Teknologi Terbaru 1 | Revolusi Industri 4.0 Masuki Sektor Pertanian

Revolusi Industri 4.0 Masuki Sektor Pertanian
Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)

Jakarta, Indonesia -- Sektor pertanian lambat laun bakal semakin terkena sistem otomatisasi dan pemakaian internet di dalam proses produksinya. Dengan kata lain, sektor pertanian pun akan menjadi subjek revolusi industri 4.0, yaitu tahapan industri yang memakai pertukaran data sebagai basis utama proses produksi.

Maka, di masa depan, produsen mesin pertanian ditebak akan berlomba-lomba menghadirkan teknologi pertanian yang semakin canggih. Salah satu pelaku usaha yang menyatakan siap ialah produsen perangkat pertanian asal Jepang, Yanmar Corporation Ltd.

Business Development Division Product Manager Yanmar Agribusiness Shinya Kawasiri menuturkan otomatisasi dan pemakaian internet dibutuhkan supaya petani dapat lebih tepat guna secara masa-masa dan biaya. Ujungnya, produktivitas dapat meningkat dan deviden yang diterima pelaku usaha pertanian dapat melonjak signifikan.

"Mengapa efisiensi dapat mengarah ke produktivitas, sebab ketika petani dapat mengendalikan ongkos produksi, pasti mereka bakal mendapatkan ekstra keuntungan. Kemudian, ekstra laba itu dapat digunakan untuk perluasan bisnis lagi," jelas Shinya, Selasa (29/1).


Ia menuliskan pemanfaatan internet sudah dicantumkan di dua seri traktor teranyar Yanmar; YM351A dan YM357A yang akan dikenalkan pada kuartal I 2019. Pada traktor ini, perusahaan memperkenalkan operasi traktor yang dapat dikendalikan melewati ponsel pintar mempunyai nama Smart Assist Remote (SAR).

Dengan teknologi SAR, pelaku usaha dapat mengetahui secara langsung (real time) riwayat pemakaian mesin sampai-sampai jadwal perawatan dapat terukur. Penerapan teknologi dimaksudkan untuk meminimalisir ongkos perbaikan traktor yang dapat bikin ongkos operasional membengkak dan pelaku usaha kehilangan produktivitasnya.

Bahkan, dengan pengumpulan riwayat operasional traktor, pelaku usaha juga dapat menghitung luas lahan pertanian yang dimiliki. Traktor dilengkapi dengan Global Positioning System (GPS) dan sensor eksklusif yang dapat mengumpulkan data. 

Kemudian, data tersebut akan dikirim ke satelit dan diteruskan ke penyelia (server) pusat. Proses berikutnya, server pusat akan mengantarkan data-data tersebut ke ponsel pintar, asal gawai masih terhubung dengan internet.

Teknologi ini pun bermanfaat jika traktor nantinya hilang dicuri. Jika tersebut terjadi, maka empunya traktor dapat menghentikan operasional traktor dari jarak jauh memakai ponsel pintar. 


Di samping itu, sebab semua telah terhubung dengan internet, maka penyalur Yanmar juga dapat memonitor pergerakan traktor yang raib diboyong pencuri. "Tapi memang ini dapat berjalan andai traktor masih dapat terkoneksi dengan server. Jika memang traktror offline, traktor bakal menyimpan datanya terlebih dulu dan lantas data dapat terkirim ke server lagi andai traktor telah online kembali," kata dia.

Kendati demikian, Yanmar menyadari bahwa pelaku usaha pertanian bakal pikir-pikir ulang memakai teknologi ini sebab mereka terlanjut memandang harganya bakal mahal. Oleh sebab itulah Shinya mengaku, perusahaannya tengah mengerjakan formulasi harga jual yang tepat supaya tidak memberatkan kantong pelaku usaha.

Apalagi, di dalam proses buatan traktor ini, Yanmar berkolaborasi dengan produsen traktor asal India, International Tractors Ltd (ITL). Perusahaan tersebut familiar dengan proses manufaktur yang efisien. Kerja sama dilaksanakan sejak Maret 2017, tepat saat Yanmar mengakuisisi perusahaan tersebut.

"Jadi selama dua tahun yang kami butuhkan demi mengembangkan teknologi ini," ujar Shinya.

Di samping itu, literasi teknologi juga dapat menjadi tantangan dalam pemakaian traktor modern. Apalagi, tidak semua wilayah Indonesia tercapai internet. 


Memang, pemanfaatan teknologi di pertanian akan perlu waktu, tetapi Yanmar meyakinkan bahwa pemakai traktor bakal dibekali petunjuk langsung saat akan melakukan pembelian mesin ini. 
"Kami terdapat enam cabang diler di Indonesia yang siap untuk menyatakan pemakaian mesin ini. Tapi, menyaksikan urgensinya demi produktivitas, telah saatnya teknologi pertanian berbasis internet diperkenalkan di Indonesia," pungkasnya. (glh/agt)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar